"Bisnis" mengemis di Samarinda, Kalimantan, ternyata menggiurkan banyak orang. Hingga membuat sejumlah orang mau menjadi koordinator dan merekrut sejumlah pengemis di Pulau Jawa. Hebatnya mereka ini ada yang berpenghasilan rata-rata 1 juta lebih setiap hari.
Bahkan tersiar kabar ceritanya bahwa di Samarinda hanya "uang besar" yang diberikan, membuat para pengemis dari sejumlah kota di Jawa, memilih hijrah ke kota ini. Mengemis di Samarinda, biasanya bisa menghasilkan puluhan ribu hingga ratusan ribu Rupiah. Tapi siapa sangka, ada seorang pengemis yang mampu meraup jutaan Rupiah hanya dalam sehari. Daerah operasinya hanya satu yakni di Jl Gatot Subtoro, Samarinda Utara.
Dia bernama Marfuah. Wanita ini diperkirakan berumur 55 tahun, berasal dari Pulau Madura, Jawa Timur (Jatim). Jika melihat cacat fisiknya, hati siapa yang tak iba. Makanya, meski hanya melintasi Jl Gatot Subroto, ia mampu mendapat penghasilan hingga Rp. 1,8 juta sehari.
Marfuah menderita cacat sejak lahir. Kondisinya memang memprihatinkan. Lengannya kecil tanpa bertelapak tangan. Hanya ada kaki kirinya, itu pun kecil. Karena kekurangannya itu, Marfuah harus berjalan dengan cara ngesot. Jadilah ia bergelar pengemis ngesot.
Bagi masyarakat yang hatinya tersentuh, tak ragu-ragu memberikan uang dalam jumlah besar. Kalau pengemis lain paling dapat Rp. 1.000, Marfuah mampu memperoleh lembaran Rp. 50 ribu hingga Rp. 100 ribu.
Bahkan tersiar kabar ceritanya bahwa di Samarinda hanya "uang besar" yang diberikan, membuat para pengemis dari sejumlah kota di Jawa, memilih hijrah ke kota ini. Mengemis di Samarinda, biasanya bisa menghasilkan puluhan ribu hingga ratusan ribu Rupiah. Tapi siapa sangka, ada seorang pengemis yang mampu meraup jutaan Rupiah hanya dalam sehari. Daerah operasinya hanya satu yakni di Jl Gatot Subtoro, Samarinda Utara.
Dia bernama Marfuah. Wanita ini diperkirakan berumur 55 tahun, berasal dari Pulau Madura, Jawa Timur (Jatim). Jika melihat cacat fisiknya, hati siapa yang tak iba. Makanya, meski hanya melintasi Jl Gatot Subroto, ia mampu mendapat penghasilan hingga Rp. 1,8 juta sehari.
Marfuah menderita cacat sejak lahir. Kondisinya memang memprihatinkan. Lengannya kecil tanpa bertelapak tangan. Hanya ada kaki kirinya, itu pun kecil. Karena kekurangannya itu, Marfuah harus berjalan dengan cara ngesot. Jadilah ia bergelar pengemis ngesot.
Bagi masyarakat yang hatinya tersentuh, tak ragu-ragu memberikan uang dalam jumlah besar. Kalau pengemis lain paling dapat Rp. 1.000, Marfuah mampu memperoleh lembaran Rp. 50 ribu hingga Rp. 100 ribu.
0 komentar:
Posting Komentar