LIVERPOOL – Usia bocah Inggris ini baru 11 tahun. Namun ia mengidap kondisi langka, yang membuatnya menua lima kali lebih cepat. Ia seperti kakek-kakek.
Bocah pemberani bernama Harry Crowther itu tak merasa kondisinya menjadi halangan. Ia tetap aktif bermain, seperti bocah seusianya. Kondisi yang ia derita itu merupakan suatu bentuk Atypical Progeria Syndrome. Artinya, Harry mengidap semua penyakit manula.
Kulitnya menipis, tulang keropos, semua proses penuaan itu berjalan lebih cepat di tubuhnya. Harry harus meminum empat obat penahan sakit setiap harinya. Sementara orangtuanya, Sharon dan John, mengetahui ini hanya masalah menghitung hari.
“Ini permainan duduk dan menunggu, karena perubahan di gen Harry sangat unik. Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi. Kami sering menangisi hal ini. Tapi harus selalu mengingat bahwa ia masih beraktivitas,” papar Sharon, seperti dilansir The Sun.
Semua berawal ketika kulit Harry mulai mengencang ketika ia berusia setahun. Wajahnya mulai berubah dengan cepat, sehingga orangtuanya membawa ke ahli gen. Gejala aneh itu terus berjalan dan dunia medis mulai kehabisan akal melihat penyebabnya.
Hingga Sharon dan John melihat sebuah dokumenter mengenai seorang gadis pengidap sindrom Hutchinson Gilford yang serupa. Maka keduanya membawa Harry ke UT Southwestern Medical Center di Dallas, AS, dimana ia divonis dengan penyakit serupa.
Harry adalah satu-satunya pengidap kondisi terlangka dari yang langka itu, sehingga ahli medis tak tahu bagaimana kelanjutannya. Penderita tertua kondisi tersebut hidup hingga 26 tahun.
“Ini membuat frustasi, karena kami tak tahu harus berbicara kepada siapa mengenai Harry. Orang menatapnya dan bahkan mengajak kawan-kawan mereka untuk melihat Harry. Ini membuatnya resah,” lanjut Sharon.
Bocah itu harus melakukan latihan setiap hari untuk membantu ototnya yang kaku serta mengatasi sakit di persendian. Kemudian ada hydrotherapy mingguan. Harry lebih cepat lelah ketimbang anak lain dan terkadang harus sering berisitirahat di sekolah.
“Saya bisa melakukan apa yang anak-anak lain lakukan, tapi lebih cepat lelah. Rasa paling aneh dan sakit terjadi ketika saya berada di tempat tidur. Saya tak suka ketika orang asing memandangi saya,” pungkas bocah tabah itu. [vin]
Bocah pemberani bernama Harry Crowther itu tak merasa kondisinya menjadi halangan. Ia tetap aktif bermain, seperti bocah seusianya. Kondisi yang ia derita itu merupakan suatu bentuk Atypical Progeria Syndrome. Artinya, Harry mengidap semua penyakit manula.
Kulitnya menipis, tulang keropos, semua proses penuaan itu berjalan lebih cepat di tubuhnya. Harry harus meminum empat obat penahan sakit setiap harinya. Sementara orangtuanya, Sharon dan John, mengetahui ini hanya masalah menghitung hari.
“Ini permainan duduk dan menunggu, karena perubahan di gen Harry sangat unik. Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi. Kami sering menangisi hal ini. Tapi harus selalu mengingat bahwa ia masih beraktivitas,” papar Sharon, seperti dilansir The Sun.
Semua berawal ketika kulit Harry mulai mengencang ketika ia berusia setahun. Wajahnya mulai berubah dengan cepat, sehingga orangtuanya membawa ke ahli gen. Gejala aneh itu terus berjalan dan dunia medis mulai kehabisan akal melihat penyebabnya.
Hingga Sharon dan John melihat sebuah dokumenter mengenai seorang gadis pengidap sindrom Hutchinson Gilford yang serupa. Maka keduanya membawa Harry ke UT Southwestern Medical Center di Dallas, AS, dimana ia divonis dengan penyakit serupa.
Harry adalah satu-satunya pengidap kondisi terlangka dari yang langka itu, sehingga ahli medis tak tahu bagaimana kelanjutannya. Penderita tertua kondisi tersebut hidup hingga 26 tahun.
“Ini membuat frustasi, karena kami tak tahu harus berbicara kepada siapa mengenai Harry. Orang menatapnya dan bahkan mengajak kawan-kawan mereka untuk melihat Harry. Ini membuatnya resah,” lanjut Sharon.
Bocah itu harus melakukan latihan setiap hari untuk membantu ototnya yang kaku serta mengatasi sakit di persendian. Kemudian ada hydrotherapy mingguan. Harry lebih cepat lelah ketimbang anak lain dan terkadang harus sering berisitirahat di sekolah.
“Saya bisa melakukan apa yang anak-anak lain lakukan, tapi lebih cepat lelah. Rasa paling aneh dan sakit terjadi ketika saya berada di tempat tidur. Saya tak suka ketika orang asing memandangi saya,” pungkas bocah tabah itu. [vin]
0 komentar:
Posting Komentar